Jalan Terjal Purbaya Menjegal Impor Pakaian Bekas Ilegal
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan sikap tanpa kompromi pemerintah terhadap impor ilegal pakaian bekas yang dinilai merugikan negara. Ia…
Selasa, 18 November 2025, dunia heboh. Layanan Internet yang menjadi tulang punggung koneksi dunia tumbang sebagian. Termasuk Binokular sebagai penyedia layanan media monitoring dan social monitoring yang memiliki platform berbasis web. Tim Binokular mendapat laporan bahwa seluruh layanan customer dan beberapa tools internal tidak bisa diakses. Laporan awal pada pukul 18.30 WIB ini menjadi peringatan untuk memulihkan seluruh akses platform.
Sumber permasalahan ditemukan yakni Cloudflare, layanan pihak ke-3. Cloudflare berperan besar dalam menjaga keamanan aplikasi, mempercepat akses dengan caching, serta membagi beban traffic ke berbagai server. Artinya, meskipun server Binokular sendiri tidak bermasalah, jika Cloudflare tumbang, jalan utama menuju layanan tetap tertutup. Laman pengaturan domain beserta API dari Cloudflare juga mengalami gangguan dan tidak memungkinkan untuk melakukan memulihkan maupun melakukan Disaster Recovery Center (DRC) dalam waktu yang singkat. Beberapa layanan Binokular pulih pada pukul 19.00 WIB, akan tetapi masih terdapat laporan intermittent error dari pengguna lain. Status layanan pulih sepenuhnya pada pukul 02.00 WIB, lima jam setelah kejadian tersebut.
Cloudflare merupakan salah satu jaringan pengiriman konten (CDN) dan penyedia keamanan web terbesar di dunia, digunakan oleh jutaan situs untuk mempercepat akses dan melindungi diri dari serangan siber. Layanan ini bekerja dengan menempatkan server di berbagai negara untuk mendekatkan data ke pengguna, melakukan filter traffic berbahaya, dan menjaga stabilitas layanan ketika terjadi lonjakan pengunjung. Selain itu, Cloudflare menyediakan firewall aplikasi web, DNS berkinerja tinggi, global caching, hingga load balancing atau distribusi traffic, semuanya dalam satu platform yang relatif mudah digunakan. Kombinasi kecepatan, keamanan, dan biaya yang terjangkau membuat Cloudflare menjadi pilihan bagi banyak perusahaan, mulai dari startup kecil hingga raksasa teknologi.
Di tengah kehebohan itu, sempat muncul rumor adanya sabotase. Namun Cloudflare menegaskan bahwa tidak ada unsur serangan. Menurut CTO Cloudflare, masalah terjadi akibat bug lama yang tiba-tiba aktif dan merusak sistem internal. Dengan kata lain, ini murni kesalahan teknis yang tidak terduga.
Cloudflare sebagai pihak yang bertanggung jawab kemudian memberikan klarifikasinya. Pada laman status layanan Cloudflare, dijelaskan kronologi tumbangnya layanan yang digunakan lebih dari 7 juta website ini. Pihak Cloudflare telah memberikan klarifikasinya terkait kejadian tersebut dari blog resmi mereka, Cloudflare outage on November 18, 2025.
Tumbangnya layanan internet jelas membuat kehebohan. Newstensity merekam pemberitaan yang cukup besar pada malam kejadian tersebut dan didominasi oleh pemberitaan bersentimen negatif. Hal ini terjadi karena banyak layanan publik dan atau media tersebut juga mengalami dampak dari outage Cloudflare tersebut.

Hasil Network Analysis Newstensity menunjukkan bahwa Cloudflare berada di posisi pusat sebagai simpul yang menghubungkan banyak layanan global. Dari grafik tersebut tampak jelas bagaimana gangguan di Cloudflare menjalar ke berbagai platform besar yang bergantung pada layanannya. Node-node seperti ChatGPT, Spotify, Canva, X (Twitter), Amazon Web Services, Microsoft Azure, hingga aplikasi dan situs resmi BMKG muncul sebagai titik yang terhubung langsung maupun tidak langsung dengan Cloudflare, menandakan adanya keterkaitan pemberitaan dan dampak teknis dari outage tersebut. Grafik ini juga memperlihatkan bagaimana diskusi publik meluas ke berbagai tokoh dan lokasi misalnya Elon Musk, San Francisco, Inggris, dan Amerika Serikat, yang menunjukkan betapa besar dan luasnya percakapan mengenai gangguan ini di media sosial dan pemberitaan global.

Warganet, tentu saja ikut berisik. Keluh kesah bernada negatif dilemparkan warganet di media sosial. Newstensity merekam percakapan netizen terkait Cloudflare dari platform X.

Beberapa akun media maupun influencer mendapat banyak engagement dari topik ini.

Tak hanya keluhan, humor bernada satir juga menjadi percakapan yang menarik di social media, khususnya X.

Tak kalah, akun favorit netizen Indonesia, @ecommurz, turut meramaikan percakapan di X dengan humornya yang khas.

Post X @ecommurz yang membahas dampak outage Cloudflare pada loker Paxel di GBK menunjukkan performa engagement yang kuat, dengan total interaksi aktif mencapai 1.762 dan engagement rate 2,91% dari 60.593 views, angka yang tergolong tinggi untuk konten non-promosi di niche tech/meme Indonesia. Mayoritas interaksi berupa likes dan reposts, menandakan konten sangat relatable dan mudah dibagikan, apalagi didukung oleh quote dari post viral yang meningkatkan eksposur. Analisis kualitatif dari 17 replies memperlihatkan sentimen dominan positif-humoris, dengan pola diskusi berfokus pada pengalaman pribadi selama outage, komentar ironis, serta kritik teknis ringan terkait ketergantungan pada Cloudflare. Reply terpopuler bernada sarkastik turut memperkuat daya sebar post ini.
Tumbangnya layanan internet sejatinya bukan hal yang baru. Para praktisi teknologi akan mengingat beberapa kejadian serupa yang pernah terjadi dalam waktu berdekatan seperti outage selama 15 jam di AWS (layanan cloud Amazon) pada 20 Oktober 2025. Tidak hanya itu, Azure, layanan cloud milik raksasa teknologi Microsoft, juga tumbang beberapa hari setelahnya. Raksasa teknologi lain pun pernah merasakannya, termasuk Google, yang mengalami gangguan pada layanan cloud 12 Juni 2025. Pun begitu, kejadian ini bukanlah yang pertama maupun yang terakhir dari layanan para raksasa teknologi itu.
Pada akhirnya, kejadian ini menjadi pengingat berharga bahwa internet dibangun di atas banyak lapisan layanan, dan salah satu titik gagal bisa berdampak luas. Dengan menyiapkan opsi alternatif, baik dari layanan serupa maupun solusi self-hosted, organisasi dapat memiliki ruang gerak ketika insiden kritis terjadi. Redundansi bukan sekadar pilihan teknis, tetapi investasi untuk ketahanan layanan di masa depan.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan sikap tanpa kompromi pemerintah terhadap impor ilegal pakaian bekas yang dinilai merugikan negara. Ia…
Sebulan terakhir, para elite politik, ekonom, dan masyarakat Indonesia dikejutkan dengan pernyataan dari Menteri Keuangan Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa yang…
Gus Elham Yahya Luqman, pendakwah muda asal Kediri, Jawa Timur, menjadi viral di media sosial sejak awal November 2025 setelah…
Siapa sangka sebuah candaan sederhana bisa berujung jadi drama di media sosial? Semua bermula dari unggahan yang membandingkan wajah RM…
Peringatan Hari Pahlawan tahun 2025 tampaknya menjadi momen yang agak spesial dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana tidak? Dari 40-an nama…
Menggunakan sedan Mercedes-Benz E-Class E300 Coupe miliknya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan kunjungan ke pabrik milik Danone Aqua di…
Tanggal 20 Oktober 2025 menandai satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan Kabinet Merah…
Bagaimana jika makanan yang selama ini kita anggap aman ternyata membawa ancaman tak kasatmata? Di tengah panasnya isu makan bergizi…
Siang itu, sebuah nomor berdering di ponsel Purbaya Yudhi Sadewa yang masih menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Lewat…
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina dan implementasi solusi dua negara (two-state solution). Hal…